Nahdlatul Ulama’ (NU) Merupakan Ormas Islam
terbesar di Indonesia. Sebagai salah satu ormas terbesar tentu saja NU memiliki
sejarah panjang, apalagi keberadaannya juga sudah cukup lama bahkan jauh
sebelum indonesia merdeka. NU didirikan di Surabaya pada 31 Januari 1926.
Pembentukan NU tak bisa lepas dari peran sejumlah ulama
yakni KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri.
Sejarah
lahirnya NU bermula saat KH Abdul Wahab Chasbullah (1888-1971) sekitar tahun
1924 menggagas pendirian Jam’iyyah yang langsung disampaikan kepada Kiai Hasyim
Asy’ari untuk meminta persetujuan. Namun, Kiai Hasyim tidak lantas menyetujui
terlebih dahulu sebelum ia melakukan sholat istikharah untuk meminta petunjuk
kepada Allah SWT.
Sikap
bijaksana dan kehati-hatian Kiai Hasyim dalam menyambut permintaan Kiai Wahab
juga dilandasi oleh berbagai hal, di antaranya posisi Kiai Hasyim saat itu
lebih dikenal sebagai Bapak Umat Islam Indonesia (Jawa). Kiai Hasyim juga
menjadi tempat meminta nasihat bagi para tokoh pergerakan nasional. Peran
kebangsaan yang luas dari Kiai Hasyim Asy’ari itu membuat ide untuk mendirikan
sebuah organisasi harus dikaji secara mendalam.
Hasil
dari istikharah Kiai Hasyim Asy’ari dikisahkan oleh KH As’ad Syamsul Arifin.
Kiai As’ad mengungkapkan, petunjuk hasil dari istikharah Kiai Hasyim Asy’ari
justru tidak jatuh di tangannya untuk mengambil keputusan, melainkan diterima
oleh KH Cholil Bangkalan, yang juga guru Mbah Hasyim dan Mbah Wahab.
Dari
petunjuk tersebut, Kiai As’ad yang ketika itu menjadi santri Mbah Cholil
berperan sebagai mediator antara Mbah Cholil dan Mbah Hasyim. Ada dua petunjuk
yang harus dilaksanakan oleh Kiai As’ad sebagai penghubung atau washilah untuk
menyampaikan amanah Mbah Cholil kepada Mbah Hasyim.
Dari
proses lahir dan batin yang cukup panjang tersebut menggamabarkan bahwa
lika-liku lahirnya NU tidak banyak bertumpu pada perangkat formal
sebagaimana lazimnya pembentukan organisasi. NU lahir berdasarkan petunjuk
Allah SWT. Terlihat di sini, fungsi ide dan gagasan tidak terlihat mendominasi.
Faktor penentu adalah konfirmasi kepada Allah SWT melalui ikhtiar lahir dan
batin.
Sebagai
salah satu sekolah yang berada di bawah ajaran Ahlussunnah wal Jamaah
Annahdliyah (NU), SMPI Almaarif 01 Singosari tentu akan terus meneladani dan
mengenang sejarah tersebut, untuk itulah setiap tahun SMPI selalu menggelar
peringatan Harlah NU.